Rabu, 11 Maret 2009

Blighted Ovum Part II

Langsung cari-cari artikel tentang blighted ovum, kira2 beginilah ceritanya ...
From http://doktersehat.com/2008/07/28/84/
Blighted ovum adalah keadaan dimana seorang wanita merasa hamil tetapi tidak ada bayi di dalam kandungan. Seorang wanita yang mengalaminya juga merasakan gejala-gejala kehamilan seperti terlambat menstruasi, mual dan muntah pada awal kehamilan (morning sickness), payudara mengeras, serta terjadi pembesaran perut, bahkan saat dilakukan tes kehamilan baik test pack maupun laboratorium hasilnya pun positif.
Pada saat konsepsi, sel telur (ovum) yang matang bertemu sperma. Namun akibat berbagai faktor maka sel telur yang telah dibuahi sperma tidak dapat berkembang sempurna, dan hanya terbentuk plasenta yang berisi cairan.
Meskipun demikian plasenta tersebut tetap tertanam di dalam rahim. Plasenta menghasilkan hormon HCG (human chorionic gonadotropin) dimana hormon ini akan memberikan sinyal pada indung telur (ovarium) dan otak sebagai pemberitahuan bahwa sudah terdapat hasil konsepsi di dalam rahim. Hormon HCG yang menyebabkan munculnya gejala-gejala kehamilan seperti mual, muntah, ngidam dan menyebabkan tes kehamilan menjadi positif. Karena tes kehamilan baik test pack maupun laboratorium pada umumnya mengukur kadar hormon HCG (human chorionic gonadotropin) yang sering disebut juga sebagai hormon kehamilan.
Hingga saat ini belum ada cara untuk mendeteksi dini kehamilan blighted ovum. Seorang wanita baru dapat diindikasikan mengalami blighted ovum bila telah melakukan pemeriksaan USG transvaginal. Namun tindakan tersebut baru bisa dilakukan saat kehamilan memasuki usia 6-7 minggu. Sebab saat itu diameter kantung kehamilan sudah lebih besar dari 16 milimeter sehingga bisa terlihat lebih jelas. Dari situ juga akan tampak, adanya kantung kehamilan yang kosong dan tidak berisi janin.
Karena gejalanya yang tidak spesifik, maka biasanya blighted ovum baru ditemukan setelah akan tejadi keguguran spontan dimana muncul keluhan perdarahan. Selain blighted ovum, perut yang membesar seperti hamil, dapat disebabkan hamil anggur (mola hidatidosa), tumor rahim atau penyakit usus.
Sekitar 60% blighted ovum disebabkan kelainan kromosom dalam proses pembuahan sel telur dan sperma. Infeksi TORCH, rubella dan streptokokus, penyakit kencing manis (diabetes mellitus) yang tidak terkontrol, rendahnya kadar beta HCG serta faktor imunologis seperti adanya antibodi terhadap janin juga dapat menyebabkan blighted ovum. Risiko juga meningkat bila usia suami atau istri semakin tua karena kualitas sperma atau ovum menjadi turun.
Jika telah didiagnosis blighted ovum, maka tindakan selanjutnya adalah mengeluarkan hasil konsepsi dari rahim (kuretase). Hasil kuretase akan dianalisa untuk memastikan apa penyebab blighted ovum lalu mengatasi penyebabnya. Jika karena infeksi maka dapat diobati sehingga kejadian ini tidak berulang. Jika penyebabnya antibodi maka dapat dilakukan program imunoterapi sehingga kelak dapat hamil sungguhan.
Untuk mencegah terjadinya blighted ovum, maka dapat dilakukan beberapa tindakan pencegahan seperti pemeriksaan TORCH, imunisasi rubella pada wanita yang hendak hamil, bila menderita penyakit disembuhkan dulu, dikontrol gula darahnya, melakukan pemeriksaan kromosom terutama bila usia di atas 35 tahun, menghentikan kebiasaan merokok agar kualitas sperma/ovum baik, memeriksakan kehamilan yang rutin dan membiasakan pola hidup sehat.

6 komentar:

  1. Assalamualaikum, salam kenal
    Saya liat link blog ini dr blog-nya ayk (bundawannabe), saya lina, saya pengen share juga dong soal pengalamannya, soalnya saya jg sama, sktr 4bln yg lalu keguguran, BO juga...
    Waktu itu mb meela (eh, maaf, namanya bener kan?) kata dokternya gara2 apa? soalnya klo saya selain ada virus rubella&CMV, didiagnosis PCO jg (rada borongan ya?!?)
    Skrg terapi apa aja??

    BalasHapus
  2. Waalaikum salam Wr.Wb.
    Salam kenal juga.Sorry ya baru bales,kemaren2 abis kuret rasanya males mau ngapa-ngapain. Tapi sekarang mulai smangat lagi!!! Kesimpulan dokter tetap karena kualitas sel telur yang kurang bagus. Aq baru mulai terapi minggu depan,jadi belum tau terapinya apa. Untuk lebih jelas Insya Allah aq mau update blog ini. Ditunggu aja ya... Kalau Mba Lina sendiri udah mulai terapi apa?

    BalasHapus
  3. saya baru sempet internetan lg skrg, jd baru bs komentar lg...
    saya terapi hormon dl, soalnya waktu itu kan sempet didiagnosa PCOS, ternyata emang hormonnya amat sangat ga seimbang...
    saya jg skrg di dr.wiryawan, kmrn sempet dsuruh laparaskopi krn ada sumbatan di saluran kanan, tp kayanya ga mau deh buat laparaskopi...
    waktu liat mb meela blng pindah ke dr.tono, itu emang dr terkenal jg ya, jd pengen 2nd opinion kesana jg klo msh dsuruh laparaskopi jg...
    mb ada ym ga? biar bs ngobrol2 gitu deh, sharing...

    BalasHapus
  4. Kalau aq dulu ga siap laparoskopi karena belum siap biayanya mba, trus cari second opinion.
    Wah Mba di bandung juga dong ya. dr.Tono itu terkenal banget, dia & timnya menemukan alat untuk mendiagnosis kelainan dalam rongga rahim & saluran telur dengan biaya yang jauh lebih murah dari laparoskopi. Aq ada ym di mmeela@rocketmail.com

    BalasHapus
  5. aku add ya di ym, lien_nurmaulina@yahoo.com...
    o gitu ya? seberapa murah ya mb??
    aku sempet liat sih di koran PR waktu itu, udah lumayan lama, tp caranya gimana&bisa ampe sejauh mana? maksudnya cm sampe diagnosis atau ampe tindakan?
    hehe...maaf ya banyak nanya

    BalasHapus